Peran Perempuan sebagai Manajer Keuangan di Rumah
Halaman 1 dari 1
Peran Perempuan sebagai Manajer Keuangan di Rumah
Beberapa waktu lalu sempet baca artikel ini di salah satu blog-nya financial planner kondang, Ligwina Hananto.
Menarik juga ternyata. Kurang lebih isinya seperti di bawah ini plus beberapa pendapat pribadi saya.
Kebanyakan perempuan mengklaim dirinya sebagai pengelola keuangan di rumah yang urus uang belanja dan segala keperluan rumah tangga. Tapi sebagian besar para istri gak tau berapa penghasilan suaminya. Cuma nerima uang belanja aja.
Ternyata harus dibedain lho, antara Manajer Keuangan sama Tukang Belanja di rumah.
Apa penyebabnya? Ya ternyata karena gak semua suami bisa mempercayakan pengaturan keuangan sepenuhnya ke istri.
Saya belum menikah sih. Tapi di keluarga saya, ibu adalah pengelola keuangan keluarga. Jadi saya biasa memandang seorang perempuan itu harus bisa mengatur keuangan. Termasuk paham aset apa aja yang dipunyai keluarga, berapa gaji suami, berapa total cicilan utang, sampe yang kecil-kecil kayak berapa iuran kebersihan komplek. Penting karena saya pasti minta dilibatkan untuk soal keuangan keluarga. Itu tujuan nikah kan? Semuanya dilaluin sama-sama. *romantis
Nah, mungkin buat yang udah punya rencana nikah, ada baiknya dari sekarang mulai ngobrol sama pasangannya tentang kebiasaan atau pola pengaturan keuangan di keluarga masing2. Jadi saat sudah menikah nanti, sudah ada gambaran soal siapa pengelola keuangan. Karena katanya sih, setelah menikah nanti masalah keuangan ini sensitif. Dan kalau gak pernah disinggung sebelumnya, pasti gak akan enak untuk memulainya.
Perempuan cenderung gak enak menanyakan gaji suami, suami cenderung takut istrinya cuma ngabis2in duit.
Yah, cara penyampaiannya harus simpatik dong. Kuncinya memang komunikasi.
Para perempuan harus bisa buktiin kalo kita bukan tukang belanja, tapi partner hidup yang bisa dipercaya sama pasangan kita, jadiii...ya harus banyak2 belajar.
Ada banyak lho tugas manajer Keuangan rumah tangga itu.
Dari mulai ngatur anggaran (ini maksudnya pengeluaran rutin), nyiapain emergency fund keluarga, nyiapin dana untuk pendidikan anak, nyiapin dana haji, trus kalau sekali waktu pingin liburan keluarga? harus udah siap sama dana liburan.
Nah, pusing dong kalo semuanya cuma dipikirin sendiri, misalnya suami sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah utama. Nah, di sinilah peran perempuan yang harus bisa jadi partner diskusi untuk mengatur keuangan keluarga.
Yang paling utama : harus ngobrol! Saling percaya dan harus bisa dipercaya. Trust needs to be earned!
Yuk sama-sama belajar mengatur keuangan.
Menarik juga ternyata. Kurang lebih isinya seperti di bawah ini plus beberapa pendapat pribadi saya.
Kebanyakan perempuan mengklaim dirinya sebagai pengelola keuangan di rumah yang urus uang belanja dan segala keperluan rumah tangga. Tapi sebagian besar para istri gak tau berapa penghasilan suaminya. Cuma nerima uang belanja aja.
Ternyata harus dibedain lho, antara Manajer Keuangan sama Tukang Belanja di rumah.
Apa penyebabnya? Ya ternyata karena gak semua suami bisa mempercayakan pengaturan keuangan sepenuhnya ke istri.
Saya belum menikah sih. Tapi di keluarga saya, ibu adalah pengelola keuangan keluarga. Jadi saya biasa memandang seorang perempuan itu harus bisa mengatur keuangan. Termasuk paham aset apa aja yang dipunyai keluarga, berapa gaji suami, berapa total cicilan utang, sampe yang kecil-kecil kayak berapa iuran kebersihan komplek. Penting karena saya pasti minta dilibatkan untuk soal keuangan keluarga. Itu tujuan nikah kan? Semuanya dilaluin sama-sama. *romantis
Nah, mungkin buat yang udah punya rencana nikah, ada baiknya dari sekarang mulai ngobrol sama pasangannya tentang kebiasaan atau pola pengaturan keuangan di keluarga masing2. Jadi saat sudah menikah nanti, sudah ada gambaran soal siapa pengelola keuangan. Karena katanya sih, setelah menikah nanti masalah keuangan ini sensitif. Dan kalau gak pernah disinggung sebelumnya, pasti gak akan enak untuk memulainya.
Perempuan cenderung gak enak menanyakan gaji suami, suami cenderung takut istrinya cuma ngabis2in duit.
Yah, cara penyampaiannya harus simpatik dong. Kuncinya memang komunikasi.
Para perempuan harus bisa buktiin kalo kita bukan tukang belanja, tapi partner hidup yang bisa dipercaya sama pasangan kita, jadiii...ya harus banyak2 belajar.
Ada banyak lho tugas manajer Keuangan rumah tangga itu.
Dari mulai ngatur anggaran (ini maksudnya pengeluaran rutin), nyiapain emergency fund keluarga, nyiapin dana untuk pendidikan anak, nyiapin dana haji, trus kalau sekali waktu pingin liburan keluarga? harus udah siap sama dana liburan.
Nah, pusing dong kalo semuanya cuma dipikirin sendiri, misalnya suami sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah utama. Nah, di sinilah peran perempuan yang harus bisa jadi partner diskusi untuk mengatur keuangan keluarga.
Yang paling utama : harus ngobrol! Saling percaya dan harus bisa dipercaya. Trust needs to be earned!
Yuk sama-sama belajar mengatur keuangan.
greenygirly- Assisten Manager
- Jumlah posting : 53
Join date : 17.11.11
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Wed Apr 08, 2015 11:34 pm by Admin
» Kisah2 Cinlok dan Debit Intern
Fri Aug 22, 2014 10:28 am by sampahkuw
» Fantasy Premier League BNI
Fri Aug 22, 2014 10:23 am by sampahkuw
» BNI Hadirkan 4 Kampong BNI Baru
Mon Jul 21, 2014 10:57 am by Admin
» Lomba Menulis Cerpen
Wed Mar 19, 2014 10:35 am by Admin
» Lomba Menulis Cerpen
Mon Mar 17, 2014 10:52 pm by Admin
» Twit Kisah Kunjungan Pemimpin HNS By Titi Mutiara @titimutiara
Mon Mar 03, 2014 10:31 am by Admin
» Hasil Liga Futsal DIV INTERNASIONAL Match 3
Tue Jun 18, 2013 11:24 am by iank
» Liga Futsal Div Internasional
Thu Jun 13, 2013 10:07 am by iank