Layar46 Forums
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Pencarian
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Latest topics
» BNI Ballers
IPL Vs ISL EmptyWed Apr 08, 2015 11:34 pm by Admin

» Kisah2 Cinlok dan Debit Intern
IPL Vs ISL EmptyFri Aug 22, 2014 10:28 am by sampahkuw

» Fantasy Premier League BNI
IPL Vs ISL EmptyFri Aug 22, 2014 10:23 am by sampahkuw

» BNI Hadirkan 4 Kampong BNI Baru
IPL Vs ISL EmptyMon Jul 21, 2014 10:57 am by Admin

» Lomba Menulis Cerpen
IPL Vs ISL EmptyWed Mar 19, 2014 10:35 am by Admin

» Lomba Menulis Cerpen
IPL Vs ISL EmptyMon Mar 17, 2014 10:52 pm by Admin

» Twit Kisah Kunjungan Pemimpin HNS By Titi Mutiara @titimutiara
IPL Vs ISL EmptyMon Mar 03, 2014 10:31 am by Admin

» Hasil Liga Futsal DIV INTERNASIONAL Match 3
IPL Vs ISL EmptyTue Jun 18, 2013 11:24 am by iank

» Liga Futsal Div Internasional
IPL Vs ISL EmptyThu Jun 13, 2013 10:07 am by iank

May 2024
MonTueWedThuFriSatSun
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Calendar Calendar

Top posting users this week
No user

Space Iklan
Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of Layar46 Forums on your social bookmarking website


IPL Vs ISL

2 posters

Go down

Dukung ISL atau IPL

IPL Vs ISL Vote_lcap80%IPL Vs ISL Vote_rcap 80% 
[ 12 ]
IPL Vs ISL Vote_lcap20%IPL Vs ISL Vote_rcap 20% 
[ 3 ]
 
Total Suara : 15
 
 

IPL Vs ISL Empty IPL Vs ISL

Post  Jinkrax Tue Dec 13, 2011 12:01 pm


IPL Vs ISL 1801104

Ane kesel banget sama kompestisi yg digulirkan PSSI sekarang, dari Jadwal yg terlalu padat buat pemain, Agan gimana??

Konsep IPL yaitu Liga Indonesia berada dalam satu perusahaan (konsorsium), jadi semua klub dibiayai konsorsium, dengan konsekuensi hasil tiket, hak siar dan lain-lain masuk ke PSSI (konsorsium, red).

Ini yang mendasari kenapa saham 70% ke Djohar, 30% ke Faried. Hal ini sudah berjalan pada kompetisi LPI musim lalu, namun bisa dikatakan musim lalu adalah proyek rugi, kenapa?

Dengan jumlah uang miliaran rupiah yang telah dibagikan konsorsium ke 20 klub LPI musim lalu, kontrak marquee player, gaji untuk wasit asing, ternyata animo penonton untuk LPI sangat kurang. Karena sebagian besar adalah klub2 baru tanpa basis supporter yang kuat, sepi penonton, akhirnya tak laku dijual ke sponsor.

Konsep ini coba diterapkan pada musim ini, dengan kursi kepemimpinan PSSI yang sudah berada di tangan mereka, konsorsium mencoba menerapkan konsep tersebut di kompetisi musim ini, tapi terbentur dengan keberadaan klub-klub besar yang sudah berpuluh tahun berdiri.

Kenapa? Karena klub-klub itu sudah bisa mendapatkan sponsor sendiri, tanpa perlu bantuan konsorsium. Akhirnya segala cara coba ditempuh PSSI di antaranya,

1. Menggemukan kompetisi menjadi 36 dan setelah banyak mendapat protes menjadi 24, kenapa kok gak 18 tim aja, sesuai statuta? Ya karena dari 18 tim ISL musim lalu, sebagian besar bukan 'tim nya konsorsium' artinya nggak balik modal. Akhirnya ditambahlah 6 tim siluman itu, yang notabene 'timnya konsorsium', atau pesan sponsor.

2. Memergerkan tim-tim LPI dengan ISL, contoh Jakarta FC dengan Persija, ini bisa dikatakan take over secara halus, karena kita tahu potensi besar Persija dengan The Jak Mania nya.

Beberapa klub berhasil melawan, hasilnya apa? Timbulah dualisme, Persebaya 1927-Persebaya Wisnu, Arema M Nuh-Arema Rendra, Persija (Jakarta FC)-Persija Paulus, PSMS IPL-PSMS ISL dan hampir saja timbul Persib 1933. Klub2 di atas adalah klub-klub besar dengan basis supporter yang kuat, bisa dibayangkan keuntungan yang didapat oleh konsorsium?

Tidak ada yang salah dengan konsep konsorsium tersebut, dengan syarat seluruh tim adalah timnya konsorsium, seluruh biaya dari konsorsium, dengan timbal balik, hasil tiket tidak sepenuhnya untuk klub, sebagian ke konsorsium, pembagian hak siar, sponsor dan keuntungan ke konsorsium. Tapi hal ini tidak akan bisa berjalan jika di liga tersebut hanya sebagian kecil yang mau jadi timnya konsorsium.

Sedangkan konsep ISL, klub cari uang sendiri, cari sponsor sendiri, tapi keuntungan kompetisi ya balik ke klub (99% klub, 1% PSSI) karena pada konsep ini klub lah yang berdarah-darah membiayai diri mereka sendiri. Konsep ini yang dianut sebagian besar kompetisi-kompetisi eropa.

Tidak ada yang salah dengan duakonsep itu, yang menjadi masalah adalah ketika klub-klub dengan dua konsep tersebut digabung menjadi satu kompetisi. Klub konsorsium tentu tidak masalah ketika hak siar, uang tiket, sponsor masuk ke konsorsium, karena toh mereka tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya kontrak dan operasional klub.

Tapi bagi klub-klub yang membiayai diri sendiri tentu keberatan, karena mereka membiayai diri mereka sendiri. Mau rapat 7 hari 7malam pun tidak akan ketemu titik temu.

Seandainya pun IPL dengan 24 tim berjalan, ada kemungkinan konsorsium akan berusaha membela dan mempertahankan eksistensi klub-klubnya di IPL, dan mendegradasikan klub-klub nonkonsorsium. Suatu bahaya laten.

Menurut pendapat saya pribadi, konsep ini tidak dikemukakan oleh PSSI sejak awal, sehingga timbul saling curiga. Seharusnya mereka dari awal menawarkan ide mereka kepada 18 tim yang berhak tampil di ISL.

Kalau mereka setuju maka jalanilah, Jika tidak, ya jangan dipaksakan, karena mereka duduk di kursi itu karena dipilih oleh klub-klub anggota PSSI. Yang terjadi sekarang PSSI seperti memaksakan kehendaknya, menghalalkan segala cara, tanpa menghiraukan aspirasi klub-klub anggota, akhirnya segala keputusan main tabrak sana tabrak sini.

Timbul yang namanya PSMS ke IPL karena pesan sponsor, Bontang FC ke IPL karena kasihan dikerjain wasit, dan alasan-alasan lainnya yang terlalu dibuat-buat.

Dan saya lebih setuju jika tim-timprofesional mencari sponsor sendiri, seperti di Liga-liga Eropa. Daripada pendanaan terpusat ala konsorsium. Jika Arifin Panigoro (AP) ingin memajukan sepak bola nasional, iya bisa membeli klub-klub yang sudah ada, atau mendirikan klub baru dan berjuang dari bawah.

Tidak seperti kasus Persija, Arema dan tim-tim lainnya. Dengan kekuasan PSSI, mereka seperti mengambil alih tim-tim tersebut secara paksa. Menunjuk satu orang dan mengatakan bahwa ini Arema yang sah, ini Persija yang sah. Tapi satu hal yang perlu diingat, tim-tim tersebut besar bukan karena namanya, tapi karena suporternya.

Walaupun Anda sudah merasa kuasai Arema, sudah kuasai Persija, tanpa Aremania dan The Jak Mania, tetap saja tim itu seperti Jakarta FC, Bintang Medan , dan tim-tim LPI lainnya. Tanpa penonton dan anda rugi.
Jinkrax
Jinkrax
Assisten
Assisten

Jumlah posting : 12
Join date : 13.12.11

Kembali Ke Atas Go down

IPL Vs ISL Empty RD Mundur

Post  Black Canal Thu Dec 15, 2011 11:36 am

Betul mang!, Pengurus PSSI sekarang cuma kacungnya Arifin Panigoro dkk!
Masak Klub abal2 yg gak jelas harus dipaksakan merger n jumlah Klub di IPL jadi gendut!

Efeknya Pelatih bertangan dingin sekaliber Rahmad Darmawan kudu mundur karena gak boleh milih pemain asal ISL!

Semoga Kongres Luarbiasa segera digelar dan menyelesaikan seluruh kisruh ini, kasian korbannya pemain dan masa depan sepak bola nasional
Black Canal
Black Canal
OUTSORCING
OUTSORCING

Jumlah posting : 6
Join date : 12.12.11

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik